GERD dan Maag seringkali menjadi bahan perdebatan karena gejalanya yang serupa, namun keduanya sebenarnya merupakan dua kondisi yang berbeda. GERD adalah kondisi di mana asam lambung naik kembali ke esofagus dengan frekuensi yang tidak normal. Sementara maag, atau gastritis, merupakan peradangan pada lapisan lambung. Meskipun gejalanya serupa, memahami perbedaan antara kedua kondisi ini sangat penting untuk diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi perbedaan mendasar antara GERD dan maag, mulai dari gejala, penyebab, dan pengobatannya.
Perbedaan GERD dan Maag
Meskipun banyak yang berasumsi bahwa GERD dan maag sama, tapi ternyata keduanya memiliki perbedaan. Berikut beberapa perbedannya.
Gejala GERD dan Maag
Gejala GERD terutama terasa di dada atau tenggorokan. Selain itu, ketika kambuh, GERD memberikan sensasi terbakar atau panas yang naik dari lambung ke dada atau tenggorokan, yang dikenal sebagai heartburn atau nyeri dada. Gejala lainnya bisa mencakup regurgitasi asam, batuk kronis, dan sulit menelan. Selain itu, GERD seringkali memiliki gejala yang terjadi secara teratur, terutama setelah makan besar atau saat berbaring.
Gejala maag seringkali berkaitan dengan rasa nyeri atau ketidaknyamanan di daerah perut bagian atas, tepat di bawah tulang dada. Gejala lainnya bisa termasuk mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dan perut kembung. Maag dapat bersifat akut, kronis, atau intermiten, tergantung pada penyebabnya.
Penyebab GERD dan Maag
GERD umumnya disebabkan oleh disfungsi katup antara kerongkongan dan lambung, yang memungkinkan asam lambung untuk naik kembali ke atas. Faktor risiko untuk GERD meliputi obesitas, kebiasaan merokok, dan konsumsi makanan pedas atau berlemak.
Di sisi lain, maag dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri Helicobacter pylori, konsumsi obat-obatan tertentu, atau stres kronis. Dengan memahami penyebab yang mendasari masing-masing kondisi, individu dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegah atau mengelola gejala yang muncul.
Diagnosis GERD dan Maag
Diagnosis GERD seringkali didasarkan pada riwayat medis dan gejala yang dilaporkan oleh pasien, serta hasil tes seperti endoskopi, pH-metri esofagus, atau tes manometry esofagus.
Di sisi lain, diagnosa maag biasanya didasarkan pada gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan hasil tes seperti tes darah untuk mendeteksi infeksi H. pylori, serta endoskopi jika diperlukan untuk mengevaluasi tingkat peradangan dan kerusakan pada lambung.
Pengobatan GERD dan Maag
Pengobatan GERD seringkali melibatkan penggunaan obat antasida, penghambat pompa proton, atau penghambat histamin, serta perubahan gaya hidup seperti menghindari makanan pemicu dan menyesuaikan pola makan.
Pengobatan maag dapat melibatkan penggunaan antibiotik jika disebabkan oleh infeksi H. pylori, serta penggunaan antasida, penghambat pompa proton, atau penghambat histamin untuk mengurangi produksi asam lambung dan meredakan gejala.
Komplikasi Potensial GERD dan Maag
Meskipun kedua kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan, GERD memiliki risiko lebih tinggi untuk menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati dengan baik.
Komplikasi yang mungkin terjadi akibat GERD termasuk esofagitis (peradangan pada esofagus), ulkus esofagus, penyempitan esofagus (stenosis), atau bahkan Barrett's esophagus, yang dapat meningkatkan risiko kanker esofagus.
Sementara itu, komplikasi yang sering terkait dengan maag meliputi luka lambung, perdarahan lambung, atau bahkan perforasi lambung dalam kasus yang jarang terjadi. Namun, maag yang tidak diobati juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker lambung.
Perubahan Gaya Hidup
Baik untuk GERD maupun maag, perubahan gaya hidup seringkali merupakan bagian penting dari pengelolaan gejala dan pengobatan.
Ini bisa termasuk menghindari makanan atau minuman yang memicu gejala, menghindari makan besar sebelum tidur, meninggikan kepala tempat tidur, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, dan mengelola stres.
Perawatan Jangka Panjang
Keduanya, GERD dan maag, seringkali memerlukan perawatan jangka panjang untuk mengontrol gejala dan mencegah komplikasi. Dalam beberapa kasus, pasien mungkin perlu menggunakan obat-obatan secara teratur atau menjalani prosedur medis seperti operasi antirefluks untuk mengatasi masalah mereka.
Konsultasi Medis
Penting bagi individu yang mengalami gejala GERD atau maag untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis yang tepat dan perawatan yang sesuai. Meskipun gejalanya seringkali dapat dikelola dengan baik dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan, tidak ada salahnya untuk memeriksakan diri secara teratur untuk menghindari kemungkinan komplikasi yang lebih serius.–
Dengan memahami perbedaan dan karakteristik dari kedua kondisi ini, setiap orang dapat lebih siap untuk mengelola gejala dan memperoleh perawatan yang sesuai sesuai dengan kebutuhan mereka.
Jangan sungkan untuk mengonsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang lebih spesifik sesuai dengan kebutuhan kesehatan masing-masing individu.
Sumber:
https://www.herminahospitals.com/id/articles/maag-dan-gerd-serupa-tapi-tak-sama.html
https://www.mitrakeluarga.com/artikel/perbedaan-maag-dan-gerd
https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/ini-dia-perbedaan-gerd-dan-maag-yang-wajib-anda-pahami