Dalam tahun-tahun terakhir, paraben dikenal sebagai satu kandungan bahan yang berefek buruk pada kulit dan kesehatan secara keseluruhan. Menurut sejumlah penelitian, penggunaan paraben berlebihan dapat berefek negatif pada lingkungan, kesehatan masyarakat, bahkan secara spesifik dapat menyebabkan kanker dan perubahan hormon. Tetapi tahukah kamu apa itu paraben? Sebelum memandang miring satu produk karena paraben, ketahui lebih detail tentang bahan formula yang satu ini yuk!
Apa itu paraben?
Paraben adalah bahan pengawet yang digunakan dalam kosmetik, produk kebersihan pribadi, produk makanan, dan obat-obatan. Ada sekelompok jenis paraben, yang fungsinya efektif mencegah pertumbuhan jamur, bakteri, dan ragi yang dapat merusak produk. Sehingga produsen menggunakan bahan ini agar umur simpan lebih panjang.
Dibuat dari apa paraben itu sendiri, dijelaskan secara terperinci. Dalam sayuran dan buah, paraben juga secara alami terkandung. Seperti mentimun, ceri, wortel, blueberry, dan bawang mengandung asam para-hidroksibenzoat (PHBA) atau muasal dari paraben.
Paraben yang ditemukan dalam kosmetik juga ditemukan di alam serta tubuh manusia tetapi dengan segera diubah menjadi PHBA lalu hilang. Penting kamu ketahui, sudah selama 100 tahun paraben digunakan. Tidak hanya dalam produk kosmetik tetapi juga makanan dan obat-obatan. Nah, dalam membuat formula kosmetik dan skincare yang mengandung paraben, umumnya jenis paraben yang dipakai berlabel Generally Recognize as Safe (GRAS) atau boleh dipakai atas izin FDA sejak awal 1970-an.
Bagaimana dengan produk skincare yang diformulasikan oleh tim klinis Diri? Yuk ketahui penjelasannya setelah menyimak mengenai bagaimana bahan ini dipakai serta jenis-jenisnya berikut.
Jenis paraben yang digunakan dalam produk untuk kulit
Terdapat sejumlah jenis paraben yang digunakan dalam produk makeup, pelembap, produk perawatan rambut, deodoran, antiperspirant, perawatan diri yang mengatasi bau badan, dan krim untuk cukur. Jenisnya antara lain methylparaben, ethylparaben, propylparaben, butylparaben, isopropylparaben, dan isobutylparaben.
Apa paraben itu dan pemakaiannya, sebenarnya senantiasa dipantau oleh institusi internasional, salah satunya FDA (Food and Drug Administration). Artinya, setiap produsen yang merilis produk kecantikan, skincare, dan makeup bahkan produk oral, harus mendapatkan ijin aman dan bebas bahan berbahaya dari FDA. Tidak hanya jenisnya, ukurannya pun dipantau. Apabila terdeteksi jumlah paraben terlalu banyak dan disinyalir menimbulkan bahaya bagi konsumen, maka perijinan produk ditolak FDA. Kalau di Indonesia, BPOM juga melakukan pengecekan yang sama. Untuk produk berkualitas, umumnya mendapatkan surat ijin pemasaran dan keamanan dari produk tersebut. Seperti halnya produk-produk skincare di Klinik Diri yang diformulasikan oleh tim klinis. Bahan-bahan yang dipilih adalah bahan berkualitas dan aman dipakai menurut BPOM.
Keuntungan penggunaan paraben
Bukan tanpa alasan paraben dimanfaatkan sebagai salah satu bahan dalam produk tertentu. Keuntungan apa itu paraben dalam produk di antaranya, sebagai berikut.
1. Sebagai pengawet
Telah dijelaskan di atas tentang apa itu paraben, asalnya, dan sejak kapan dipakai dalam produk-produk topikal untuk kulit. Alasan pertama paraben dipakai adalah sebagai pengawet. Karena ketika produk terpapar mikroba, misalnya jamur dan bakteri, bisa-bisa akan mudah rusak. Bahkan efektivitas bahan bisa menurun setelah kemasan dibuka. Oleh karena itu produsen memakai paraben untuk melindungi konsumen dan menjaga produk memiliki umur simpan lebih lama tanpa mengalami kerusakan bahan.
2. Antimikroba
Paraben dalam industri makanan telah digunakan lebih dari 50 tahun sebagai antimikroba. Pada prinsipnya sama seperti apa itu manfaat paraben poin pertama, yaitu untuk mengawetkan produk. Beberapa buah, seperti blueberry, mengandung pengawet alami atau paraben. Untuk makanan yang diproses, seperti kue, sereal, dan daging kering, juga menggunakan paraben supaya tidak mudah terpapar mikroba.
Di dalam vitamin A, tepung terigu, dan gula, para ahli membuktikan bahwa penggunaan paraben cukup boleh dipakai asalkan mengikuti anjuran batas penggunaan aman.
Menurut peraturan FDA, produk kosmetik dengan konsentrasi paraben sangat kecil, hingga sekitar 0,04-0,3 persen, dikatakan secara resmi aman dipakai. Paraben dengan konsentrasi yang tepat dan jenis yang aman, biasanya dapat ditoleransi dengan baik oleh kulit serta tubuh.
Itulah detail penjelasan mengenai apa itu paraben dan bagaimana tingkat keamanannya. Dari penjelasan tersebut, kita bisa belajar lebih selektif dalam memakai skincare. Paling penting lagi, kamu bisa memilih produk yang teruji klinis dan aman. Seperti halnya di klinik Diri, seluruh produknya diuji secara klinis terlebih dahulu. Bahan yang dipakai, memang tak cuma satu sehingga memastikan bersih dari paraben cukup sulit. Tetapi karena bahan yang dipakai dipilih yang berkualitas dan diuji oleh tim klinis profesional serta mendapatkan ijin BPOM, maka kamu tak perlu khawatir soal keamanannya.
Setelah tahu bagaimana dan apa itu paraben dalam skincare, maka disarankan untuk memakai produk yang lolos uji klinis dan disetujui BPOM serta memakai bahan yang dinyatakan aman oleh FDA. Rekomendasi terakhir buat kamu yang bingung tentang mana skincare yang aman dan dipersonalisasikan sesuai kondisi kulitmu? Tenang! Di klinik Diri produk yang diresepkan oleh dokter berpengalaman telah diuji aman. Kamu bisa klik di sini untuk mulai berkonsultasi. Penting lagi kamu ketahui, perawatan di klinik Diri bersifat berkelanjutan sesuai dengan treatment planning dari dokter. Artinya, kamu enggak perlu repot-repot mencari produk baru yang belum tentu cocok dengan kulitmu setelah skincare pertama habis.
Sumber:
https://www.chemicalsafetyfacts.org/chemicals/parabens/
https://www.personalcarecouncil.org/news-release/cosmetic-ingredient-review-cir-expert-panel-reaffirms-the-safety-of-parabens-used-in-cosmetics-and-personal-care-products-preservatives-vital-to-product-integrity/