Skin tag merupakan kondisi kulit yang kerap bikin banyak orang merasa panik. Pasalnya, daging tumbuh menyerupai kutil dengan tekstur lembut dan mungkin bertangkai ini tumbuh secara tak terduga di bagian lipatan tubuh.
Skin tag atau dikenal dengan acrochordon tersusun dari sel lemak, sel saraf, serat kolagen, dan penutup epidermis. Tidak berbahaya, tetapi skin tag terasa tidak nyaman apabila bergesekan. Nah, menurut dokter, skin tag tak boleh diangkat sendiri tanpa penanganan medis. Setelah mengetahui apa itu skin tag, kenali penyebabnya dan cara mengatasinya dengan aman berikut ini.
Penyebab skin tag
Skin tag umumnya tubuh di bagian lipatan kulit seperti leher, ketiak, dan selangkangan. Penyebab skin tag, menurut direktur penelitian kosmetik di Departemen Dermatologi Mount Sinai, New York City, Joshua Zeichner, MD., ialah karena sejumlah faktor. Faktor tersebut antara lain seringnya kulit bergesekan, kecenderungan genetik, dan kondisi kesehatan lainnya. Kondisi kesehatan yang berkorelasi dengan skin tag ialah tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan kolesterol tinggi.
Tumbuhnya skin tag pada kulit, tidak berkaitan dengan usia. Ini berarti setiap usia bisa mengalaminya. Tetapi mayoritas orang mengalami skin tag pada usia dewasa daripada kanak-kanak. Kalau menurut laporan penelitian, skin tag dapat dialami pada awal masa remaja. Namun ada kemungkinan muncul setelah berusia 40 tahun.
Menurut Sarmela Sunder, MD., seorang bedah plastik rekonstruktif wajah, menyarankan bahwa apabila muncul skin tag pada kulit dan diikuti gejala lain yang tak biasa, maka wajib memeriksakan diri ke dokter. Karena skin tag juga bisa menjadi salah satu gejala penyakit Crohn, autoimun, sindrom gastrointestinal penyebab polip tertentu, atau sindrom terkait pertumbuhan yang dikenal sebagai akromegali.
Tak sedikit orang salah mengira bahwa skin tag adalah kutil. Namun keduanya merupakan kondisi yang berbeda. Meski sekilas bentuknya sama, perbedaan skin tag dengan kutil terletak pada teksturnya. Kalau disentuh, skin tag terasa lembut dan empuk sedangkan kutil berbentuk silinder dan keras. Ahli menganggap kutil terbentuk karena virus HPV (human papillomavirus) dan skin tag bisa jadi tak ada hubungannya dengan virus. Penting untuk dipahami bahwa meskipun skin tag tumbuh menyembul dan teksturnya lembut, menghilangkan skin tag tidak direkomendasikan tanpa penanganan medis. Sebab jika memotong langsung skin tag, bisa menyebabkan pendarahan dan berbahaya. Untuk itu, ikuti penjelasan di bawah ini tentang treatment medis maupun perawatan di rumah yang tidak berisiko.
Cara menghilangkan skin tag
Skin tag bisa dialami oleh setengah dari seluruh populasi di dunia, menurut dokter kulit Kemunto Mokaya, MD.. Untuk menghilangkan skin tag, ada tiga kategori cara, yaitu dengan bahan alami, produk yang dijual bebas di apotek, dan operasi kecil untuk mengangkat kulit yang tumbuh tetapi tidak berbahaya ini. Simak penjelasan lengkapnya berikut ya.
Cara menghilangkan skin tag secara alami
Memanfaatkan bahan alami yang ampuh untuk menghilangkan skin tag lebih baik daripada memotong skin tag tanpa pengetahuan medis. Bahan-bahan alami yang bisa dipakai, antara lain sebagai berikut:
- Tea tree oil
Tea tree oil atau minyak pohon teh bersifat anti jamur dan anti virus. Bisa dipakai aman secara topikal atau dioleskan pada lesi skin tag kalau sudah dicampurkan dengan minyak pengencer atau carrier oil. Minyak carrier misalnya minyak kelapa atau minyak almond.
Cara mengaplikasikannya, cuci area skin tag terlebih dahulu. Kemudian basahi bulatan kapas dengan tea tree oil lalu pijatkan pada skin tag secara lembut. Tutup lesi dengan bulatan kapas yang sama dan perban, kemudian diamkan semalaman. Frekuensi perawatan ini perlu dilakukan beberapa malam hingga skin tag mengering dan lepas dengan sendirinya.
- Kulit pisang
Banyak sekali manfaat dari kulit pisang. Salah satu diantaranya, kulit pisang dapat membantu mengeringkan skin tag. Ahli memercayai kulit pisang bersifat antioksidan sehingga aman dioleskan pada kulit. Cara menghilangkan skin tag, tempelkan sepotong kulit pisang pada skin tag. Perban dan biarkan selama semalam. Ulangi langkah ini beberapa kali sampai lesi skin tag terlepas dengan sendirinya.
- Cuka sari apel
Anda bisa memanfaatkan cuka sari apel untuk mengompres skin tag. Caranya, tutup skin tag dengan kapas yang dibasahi dengan fermentasi sari apel, diamkan selama 15 sampai 30 menit. Setelah itu, cuci hingga bersih. Langkah ini perlu diulangi setiap hari selama beberapa minggu.
Nantinya cuka apel yang mengandung asam ini membantu skin tag rontok tanpa berisiko mengalami pendarahan hebat.
- Bawang putih
Sama seperti cara-cara sebelumnya, bawang putih juga dapat membantu menghilangkan skin tag. Anda cukup mengoleskan getah bawang putih dan tutupi area skin tag semalaman dengan perban. Cuci pada pagi harinya dan ulangi langkah ini hingga skin tag mengecil lalu hilang.
Cara menghilangkan skin tag secara alami membutuhkan waktu yang tak sebentar. Tetapi relatif aman daripada memaksa mencabut lesi. Langkah selanjutnya, Anda bisa membeli krim khusus untuk menghilangkan skin tag. Tetapi, krim ini berisiko menyebabkan iritasi dan dermatitis kontak apabila dipakai dalam jangka waktu yang panjang, pesan dokter kulit Mokaya.
Pengangkatan skin tag dengan prosedur medis
Selanjutnya, menghilangkan skin tag dilakukan dengan operasi pengangkatan. Ini membutuhkan prosedur bedah dan rawat jalan. Dokter ahli umumnya membuat area skin tag mati rasa dengan anestesi lokal. Kemudian dapat melakukan prosedur berdasarkan ukuran tag. Prosedur tersebut antara lain sebagai berikut:
- Kauterisasi, dilakukan dengan menggunakan alat panas untuk menghilangkan skin tag.
- Bedah beku, dilakukan dengan menyemprotkan sedikit nitrogen cair pada skin tag untuk membekukan pertumbuhan lesi.
- Elektrokauter, dokter dengan prosedur medis ‘membakar’ skin tag dengan arus listrik khusus sehingga mengering dan lepas.
- Ligasi dilakukan dengan memotong lesi skin tag menggunakan benang bedah diikuti dan membekukan aliran darah di sekitar lesi.
- Operasi, tindakan ini dilakukan dokter dengan memotong skin tag menggunakan gunting bedah. Setelah itu perlu dilakukan rawat jalan sesuai dengan seberapa besar perban atau jahitan pengangkatan lesi skin tag.
Itulah cara menghilangkan skin tag baik dengan memanfaatkan bahan alami, memakai krim yang dijual bebas di apotek, atau dengan prosedur medis. Dari ketiga kategori tersebut, perlu dipahami bahwa jangan sampai dalam perawatan kulit mengalami iritasi.
Nah, setelah skin tag hilang, mungkin akan menyisakan jaringan parut. Untuk mengatasi jaringan parut dan hiperpigmentasi bekas luka, Anda bisa mencari solusi terpercaya dengan konsultasi pada dokter kulit berpengalaman dan tim ahli di klinik Diri.
Sumber:
https://www.self.com/story/how-to-remove-skin-tags
https://www.medicalnewstoday.com/articles/67317
https://www.healthcentre.org.uk/cosmetic-treatments/skin-tags-warts.html
https://www.healthline.com/health/skin-tag-removal#takeaway