Kita semua pasti menginginkan kulit sehat dan bercahaya, sehingga banyak dari kita yang menggunakan skincare, baik itu produk yang dijual bebas (OTC) maupun krim dari dokter. Skincare dokter menjadi pilihan menarik karena formulanya disesuaikan berdasarkan kondisi kulit kita. Namun, sering muncul pertanyaan: “apakah krim dokter membuat ketergantungan?”
Banyak orang merasa setelah berhenti memakainya, kulit justru mengalami masalah seperti breakout, kemerahan, gatal, bahkan menggelap. Kenapa bisa begitu? Yuk, kita cari tahu jawabannya!
Mitos dan Fakta Mengenai Krim Dokter
Beberapa mitos yang berkembang di masyarakat menyebut bahwa semua krim dokter bisa menyebabkan ketergantungan. Padahal, hanya krim dengan kandungan bahan aktif yang berbahaya dan pemakaiannya tidak sesuai dengan anjuran yang berisiko menyebabkan ketergantungan.
Apa yang sebenarnya membuat orang ketergantungan dengan sebuah skincare?
Ketergantungan pada krim dokter terjadi karena kulit menjadi "terbiasa" dengan efek yang dihasilkan oleh bahan aktif berbahaya seperti steroid. Akibatnya, saat penggunaan dihentikan, kulit akan mengalami efek samping seperti breakout, kulit menjadi lebih sensitif, gatal, atau kemerahan. Ketergantungan ini lebih bersifat efek rebound ketimbang ketergantungan farmakologis seperti pada obat-obatan terlarang.
Ilustrasi Zat berbahaya
Tidak semua krim yang diracik oleh dokter menyebabkan ketergantungan atau efek samping serius. Namun, masalah dapat muncul jika krim tersebut mengandung bahan aktif yang bersifat keras seperti steroid topikal.
Steroid topikal sering digunakan untuk mengatasi peradangan kulit, tetapi jika digunakan dalam jangka panjang atau secara tidak sesuai, bahan ini dapat menyebabkan efek samping seperti tumbuhnya bulu-bulu halus, striae (stretch mark), dan pelebaran pembuluh darah.
Dan apabila penggunaan krim yang mengandung steroid dihentikan secara mendadak, dapat menyebabkan dermatitis perioral; penyakit kulit yang ditandai adanya ruam atau kemerahan di sekitar mulut.
Apa Bahayanya Menggunakan Krim Dokter Abal-Abal?
Contoh Skincare Abal-abal
Penggunaan skincare dengan bahan aktif berbahaya dapat menimbulkan masalah serius pada kulit kamu, di antaranya:
Peradangan Kulit
Produk yang tidak jelas asal-usulnya mungkin mengandung bahan keras atau berbahaya yang dapat membuat kulit terasa perih, merah, atau bahkan membengkak. Reaksi ini biasanya terjadi ketika kulit tidak cocok dengan bahan yang dipakai atau jika bahan tersebut terlalu kuat. Efeknya bisa terasa sejak pemakaian awal atau bertahap, tergantung sensitivitas kulit.
Merusak Skin Barrier
Skincare abal-abal kadang mengandung steroid atau bahan kimia keras yang tidak seharusnya ada dalam perawatan kulit harian. Penggunaan terus-menerus bisa mengakibatkan skin barrier menjadi lebih tipis dan rentan terhadap luka atau iritasi. Skin barrier yang menipis akan lebih mudah rusak dan sulit memulihkan diri, sehingga menjadi sangat sensitif terhadap sinar matahari.
Hiperpigmentasi atau Hipopigmentasi
Produk yang tidak sesuai standar dapat menyebabkan warna kulit berubah. Hiperpigmentasi membuat kulit tampak lebih gelap atau berbintik, sementara hipopigmentasi menyebabkan kulit tampak lebih pucat atau kehilangan warna aslinya. Hal ini biasanya terjadi akibat bahan berbahaya yang memengaruhi produksi melanin di kulit, yang bertanggung jawab untuk menjaga warna kulit merata.
Potensi Kanker Kulit
Penggunaan bahan berbahaya atau ilegal pada kulit dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko kanker kulit. Bahan-bahan seperti hidrokuinon dan merkuri yang dipakai berlebihan atau tanpa pengawasan dokter dapat merusak sel-sel kulit. Terpapar bahan kimia berbahaya secara rutin dan tanpa pengawasan ini menjadi ancaman besar bagi kesehatan kulit, termasuk meningkatkan potensi terbentuknya sel-sel kanker.
Jadi Apakah Skincare Dokter Membuat Ketergantungan?
Secara keseluruhan, krim dokter tidak secara otomatis menyebabkan ketergantungan. Ketergantungan mungkin terjadi jika pengguna menggunakan krim dengan steroid atau bahan aktif tertentu secara berlebihan tanpa pengawasan dokter. Dengan memilih dokter yang terpercaya dan mengikuti instruksi pemakaian, risiko ketergantungan dapat dihindari, dan kulit bisa tetap sehat.
Jadi, pertanyaan "Benarkah krim dokter bikin ketergantungan?" dapat dijawab dengan "tidak" secara umum, asalkan pengguna mematuhi aturan pemakaian dan mendapatkan bimbingan yang tepat dari dokter.
Apabila kamu ingin coba treatment menggunakan krim dokter kamu bisa langsung konsultasi di Diri Care! Diri Care menyediakan layanan konsultasi online dengan dokter berpengalaman untuk menangani berbagai masalah kulit. Semua dokter di Diri Care memiliki surat tanda registrasi yang bisa dilihat di sini.
Meskipun dilakukan secara online, konsultasi dilakukan langsung oleh dokter, bukan oleh bot atau admin. Farmasi dan apoteker Klinik Diri juga sudah berizin, jadi produk yang kamu terima dijamin aman. Diri Care juga memastikan semua produk skincare yang dikeluarkan bebas dari bahan berbahaya seperti steroid dan hidrokuinon. Jadi tunggu apalagi? Yuk, konsultasi sekarang!