Binge eating disorder (BED) merupakan penyimpangan dalam perilaku makan. Penderita dari BED biasanya akan sering makan dalam jumlah banyak dan sulit menahan dorongan untuk makan. Apabila dibiarkan, BED berpotensi untuk menimbulkan penyakit yang serius, seperti diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi, hingga penyakit jantung.
Orang yang melakukan binge eating disorder cenderung mengalami masalah kesehatan mental atau emosional yang tidak terselesaikan. Mari kita cari tahu yuk, penyebab, gejala, dan cara mengatasinya di artikel berikut ini.
Apa Itu Binge Eating Disorder?
Binge Eating Disorder (BED) atau gangguan makan berlebihan adalah suatu gangguan makan yang ditandai oleh pola makan berlebihan secara terus-menerus dan tak terkendali. Penderita BED sering mengonsumsi makanan dalam jumlah yang jauh melebihi kebutuhan normal tubuh dalam periode waktu yang singkat. Mereka merasa kehilangan kendali atas pola makan mereka, tidak mampu menghentikan diri meskipun merasa kenyang atau bahkan tidak lapar.
Sebenarnya, makan dalam jumlah besar tidak akan mempengaruhi kesehatan jika dilakukan sesekali, misalnya saat acara keluarga atau setelah melakukan aktivitas yang menguras energi. Namun, pengidap binge eating disorder akan cenderung makan dalam porsi besar setiap saat. Hal inilah yang dapat memicu penyakit dan komplikasi berbahaya.
Penyebab Binge Eating Disorder
Penyebab Binge Eating Disorder tidak dapat ditentukan secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap perkembangan gangguan makan ini. Beberapa faktor yang mungkin berperan dalam BED antara lain sebagai berikut.
1. Faktor genetik
Ada bukti bahwa faktor genetik dapat mempengaruhi seseorang terhadap BED. Jika ada riwayat keluarga dengan gangguan makan atau gangguan psikologis lainnya, seseorang mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengidap BED.
2. Faktor psikologis
Beberapa faktor psikologis dapat berperan dalam perkembangan BED, seperti gangguan suasana hati (depresi, kecemasan), rendahnya harga diri, stres kronis, perasaan tidak mampu mengontrol hidup, dan persepsi negatif terhadap tubuh.
3. Trauma dan pengalaman masa lalu
Beberapa individu dengan BED juga memiliki riwayat trauma atau pengalaman masa lalu yang sulit, seperti pelecehan seksual, kekerasan fisik, atau pengabaian. Pengalaman-pengalaman ini dapat berkontribusi terhadap pola makan yang tidak sehat sebagai bentuk mengatasi atau menghindari emosi yang negatif.
4. Tekanan sosial dan budaya
Tekanan sosial dan budaya untuk memiliki penampilan yang sesuai dengan standar kecantikan yang sempurna dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap tubuh mereka dan memicu kecemasan dan kekecewaan terhadap penampilan fisik. Hal ini dapat memicu perilaku makan berlebihan sebagai mekanisme koping yang tidak sehat.
5. Ketidakseimbangan neurokimia
Ada kemungkinan adanya perubahan dalam zat-zat kimia di otak yang terkait dengan regulasi nafsu makan dan emosi pada individu dengan BES. Ketidakseimbangan ini dapat mempengaruhi kontrol impuls, memperburuk kontrol makan, dan berkontribusi pada pola makan yang berlebihan.
Tanda dan Gejala Binge Eating Disorder
Tanda dan gejala binge eating disorder dapat meliputi beberapa hal berikut.
1. Makan berlebihan secara berulang
Penderita BED sering mengonsumsi makanan dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada kebutuhan normal tubuh dalam periode waktu yang singkat. Mereka mungkin makan dengan cepat dan tanpa perasaan kenyang yang normal.
2. Perasaan kehilangan kendali
Selama episode makan berlebihan, penderita BED merasa tidak bisa mengontrol pola makan mereka. Mereka mungkin merasa terobsesi dengan makanan, tidak mampu menghentikan diri, dan terus makan meskipun merasa kenyang atau bahkan tidak lapar.
3. Makan diam-diam
Penderita BED sering kali merasa malu atau bersalah tentang kebiasaan makan berlebihan mereka. Untuk menyembunyikan perilaku ini, mereka mungkin makan secara rahasia, terutama ketika tidak ada orang lain di sekitar.
4. Pola makan yang tidak teratur
Penderita BED seringkali memiliki pola makan yang tidak teratur. Mereka mungkin melewatkan makanan reguler atau menjaga pola makan yang sangat ketat setelah melewati episode makan yang berlebihan.
5. Perasaan bersalah dan malu
Setelah episode makan berlebihan, penderita BED sering merasa sangat bersalah, malu, dan depresi tentang perilaku makan mereka. Mereka cenderung merasa rendah diri dan merasa tidak mampu mengontrol kebiasaan makan mereka.
6. Memburuknya kesehatan fisik dan emosional
BED dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Selain itu, penderita juga dapat mengalami dampak emosional yang signifikan, seperti gangguan kecemasan, depresi, dan rendahnya harga diri.
7. Pola makan kompulsif
Penderita BED mungkin memiliki kebiasaan makan yang kompulsif, seperti makan terlalu cepat, makan tanpa sadar, atau makan sebagai respons terhadap emosi negatif.
8. Perhatian yang berlebihan terhadap berat badan dan penampilan
Penderita BED seringkali memiliki perhatian yang berlebihan terhadap berat badan, penampilan fisik, dan citra tubuh. Mereka mungkin mengalami kecemasan dan kekecewaan yang mendalam terkait dengan penampilan mereka.
Cara Mengatasi Binge Eating Disorder
Berikut ini beberapa strategi yang dapat membantu mengatasi masalah binge eating disorder.
1. Konsultasikan dengan profesional kesehatan
Pertama-tama, penting untuk mencari bantuan dari dokter atau profesional kesehatan mental yang berpengalaman dalam gangguan makan. Mereka dapat melakukan penilaian dan memberikan panduan serta perawatan yang sesuai.
2. Terapi psikologis
Terapi kognitif perilaku atau cognitive behavioral therapy (CBT) telah terbukti efektif dalam mengobati BED. CBT membantu mengidentifikasi pola pikir dan perilaku yang tidak sehat terkait makanan, serta mengajarkan strategi untuk mengubahnya. Terapi lain yang dapat bermanfaat termasuk terapi interpersonal dan terapi dukungan emosional.
3. Mengatur pola makan yang seimbang
Bekerjasama dengan seorang ahli diet dapat membantu merancang pola makan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan individu. Memiliki pola makan yang teratur, memperhatikan rasa lapar dan kenyang, serta menghindari puasa ekstrem atau diet yang ketat dapat membantu mengendalikan episode makan berlebihan.
4. Mengendalikan emosi negatif
Penderita BED harus belajar cara pengendalian stres dan menemukan cara-cara yang sehat untuk mengatasi emosi negatif, seperti dengan olahraga, meditasi, yoga, atau hobi yang menarik. Cari ini dapat membantu mengurangi kecenderungan untuk beralih ke makanan sebagai mekanisme koping.
5. Dukungan sosial
Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok penderita BED dapat sangat membantu dalam proses pemulihan. Berbagi pengalaman, mendapatkan pemahaman, dan mendapatkan dukungan dari mereka yang menghadapi masalah serupa dapat memberikan dorongan dan motivasi yang positif.
6. Menghindari pemicu
Mencoba mengenali situasi atau faktor yang memicu episode makan berlebihan, seperti stres, kebosanan, atau paparan makanan tertentu, dan berusaha menghindarinya atau membuat strategi jitu untuk menghadapinya.
Apabila ada kerabat atau keluarga kamu yang memiliki gejala binge eating disorder, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter terpercaya dan berpengalaman.
Sumber:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2266/binge-eating-disorder
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/mengenal-binge-eating-disorder