Terdapat beberapa jenis bekas jerawat yang memiliki ciri dan cara penanganan yang berbeda. Jenis bekas jerawat tersebut meliputi bekas jerawat hitam (post-inflammatory hyperpigmentation/PIH), bekas jerawat merah (post-inflammatory erythema/PIE), dan acne scar. Acne scar dibagi lagi menjadi dua tipe, yaitu atrophic scar (bopeng) dan hypertrophic scar (bekas jerawat menonjol).
Karena setiap jerawat berpotensi meninggalkan bekas, maka tujuan dari pengobatan jerawat tidak hanya untuk mengobati jerawatnya saja, melainkan untuk mencegah dan membantu mengurangi bekas jerawat.
Inilah penjelasan mengenai perbedaan berbagai jenis bekas jerawat:
Bekas jerawat hitam (post-inflammatory hyperpigmentation/PIH)
Merupakan bekas jerawat berwarna coklat kehitaman yang disebabkan oleh peradangan dari jerawat. Bekas jerawat hitam terbentuk karena produksi melanin yang berlebihan atau deposit melanin yang abnormal pada lapisan epidermis atau dermis yang disebabkan oleh inflamasi atau peradangan.
Tingkat keparahan bekas jerawat hitam dipengaruhi oleh warna kulit, derajat dan kedalaman peradangan, gangguan di epidermis dan dermis, penumpukan melanosit (sel penghasil melanin), dan deposit melanin di lapisan dermis dan epidermis. Semakin gelap warna kulit, maka gangguan pigmentasi kulit akibat peningkatan produksi melanin semakin persisten dan intens.
Cara penanganannya dapat menggunakan skincare yang mengandung pencerah seperti AHA, azelaic acid, dan hydroquinone yang dapat dikombinasikan dengan retinol, diikuti dengan peeling kimiawi untuk mengangkat atau membuang sel-sel kulit di lapisan teratas yang mengandung melanin berlebih, serta dengan melakukan tindakan laser untuk kasus yang lebih berat.
Pengobatan bekas jerawat hitam harus didukung dengan penggunaan tabir surya spektrum luas SPF 15 karena sinar UV matahari dapat memperberat bekas jerawat.
Bekas jerawat merah (post-inflammatory erythema / PIE)
Merupakan bekas jerawat yang berwarna kemerahan yang disebabkan oleh adanya pelebaran atau vasodilatasi pembuluh darah yang berada dekat dengan permukaan kulit. Kondisi ini terjadi di tempat yang sebelumnya terdapat peradangan karena jerawat. Bekas jerawat tipe ini dapat disebabkan pula oleh kebiasaan memencet jerawat.
Bekas jerawat merah dapat membaik dengan sendirinya seiring berjalannya waktu, tetapi biasanya menetap dalam waktu yang lebih lama dibandingkan bekas jerawat hitam, kadang-kadang hingga beberapa bulan hingga tahunan. Untuk penanganan PIE adalah dengan menggunakan skincare yang mengandung retinol, niacinamide, azelaic acid, serta treatment dengan intense pulsed light therapy, atau dengan pulsed dye laser.
Acne scar
Acne scar terjadi sebagai akibat dari kerusakan kulit selama penyembuhan jerawat aktif. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi terjadinya bekas jerawat ini, yaitu derajat keparahan jerawat dan penundaan pengobatan atau pengobatan yang tidak adekuat.
Ada dua tipe acne scar tergantung pada apakah ada kehilangan jaringan (bopeng/atrophic scar) atau penambahan jaringan (tonjolan/hypertrophic scar).
Atrophic scar / Bopeng
Diklasifikasikan lagi menjadi tiga tipe, yaitu ice pick scar, boxcar scar dan rolling scar. Ciri dari ice pick scar adalah sempit (<2mm), dalam, tajam membentuk huruf “V”. Boxcar memiliki ciri bulat atau oval dengan tepi vertikal berbatas tegas dan permukaan yang lebih lebar dibanding ice pick scar dan tidak meruncing ke dasar. Boxcar dapat menyerupai bentuk huruf “U” dengan dasar yang lebar. Sedangkan rolling scar biasanya memiliki lebar lebih dari 4-5 mm, dangkal, dan memiliki bentuk yang bergelombang pada kulit.
Bopeng dapat ditangani dengan tindakan dokter di klinik misalnya chemical peeling, dermabrasi, subcision, laser ablatif dan non-ablatif, serta microneedling. Tujuan dari penanganan bopeng adalah dengan cara mengikis permukaan dan merangsang pembentukan kolagen baru sehingga membantu mengencangkan serat kolagen dibawahnya.
Hypertrophic scar / Bekas jerawat menonjol
Kondisi ini berhubungan dengan pembentukan kolagen yang berlebihan dan adanya penurunan aktivitas enzim pemecah kolagen. Hypertrophic scar biasanya berwarna merah muda, menonjol, dan tegas. Untuk penanganannya adalah dengan menyuntikkan steroid intralesi, kompresi elastis, cryotherapy, dan pulsed dye laser.
Diri memiliki solusi untuk menangani masalah bekas jerawatmu loh. Langsung klik di sini yuk untuk mulai konsultasi masalah bekas jerawatmu!
Referensi:
1. Silpa-Archa N, Kohli I, Chaowattanapanit S, Lim HW, Hamzavi I. Postinflammatory hyperpigmentation: A comprehensive overview: Epidemiology, pathogenesis, clinical presentation, and noninvasive assessment technique. J Am Acad Dermatol [Internet]. 2017 [cited 2022 Feb 28];77(4):591–605.
2. Lawrence E, Al Aboud KM. Postinflammatory Hyperpigmentation. In: StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing; 2021.
3. Postinflammatory hyperpigmentation treatment & management [Internet]. Medscape.com. 2021 [cited 2022 Feb 28].
4. Kim J-H, Choe SJ, Kim T-G. Post-acne erythema successfully treated with 595-nm picosecond-domain neodymium:Yttrium-aluminum-garnet laser. Med lasers [Internet]. 2020 [cited 2022 Feb 28];9(1):84–7.
5. Combination of skin micro-needling and topical application of tranexamic acid and vitamin C: New clinical application: A pilot study for treatment of persistent post acne erythema. J Am Acad Dermatol [Internet]. 2016 [cited 2022 Feb 28];74(5):AB4.
6. Fabbrocini G, Annunziata MC, D’Arco V, De Vita V, Lodi G, Mauriello MC, et al. Acne scars: pathogenesis, classification and treatment. Dermatol Res Pract [Internet]. 2010;2010:893080.