Acne vulgaris atau jerawat adalah salah satu kondisi kulit yang paling umum terjadi di dunia. Jerawat dapat terjadi pada anak-anak prapubertas (biasanya berupa komedo), bayi (biasanya menghilang setelah tiga bulan), dan paling sering pada awal masa remaja. Pada masa remaja produksi sebum dimulai, komedo pertama muncul, dan kemudian dapat berubah menjadi jerawat yang meradang. Jerawat dapat muncul baik pada wanita maupun pria, namun jerawat berat sering muncul pada pria, yang mungkin terjadi karena pengaruh hormon.
Penyebab munculnya jerawat terbagi menjadi 4, yaitu produksi sebum yang berlebihan, perkembangbiakan bakteri penyebab jerawat, penebalan folikel pilosebasea, dan proses peradangan. Banyak faktor yang mempengaruhi penyebab munculnya jerawat, antara lain diet atau makanan, genetik, gangguan hormon androgen, gangguan imun, psikologis, faktor lingkungan, dan bahkan tidak diketahui penyebabnya.
Beberapa bahan makanan yang dapat mempengaruhi munculnya acne vulgaris antara lain :
Susu dan olahan susu
Faktor pertumbuhan yang terkandung pada susu sapi dan olahannya memiliki efek komedogenik. Hormon androgen dan faktor pertumbuhan ini akan merangsang produksi sebum, yang merupakan salah satu penyebab timbulnya jerawat. Banyak penelitian yang menunjukan bahwa susu skim lebih komedogenik dibanding susu murni, kemungkinan karena terjadi perubahan selama proses pembuatan susu skim. Selain itu, untuk menjaga konsistensi susu skim, produsen susu skim menambahkan protein whey, yang memiliki efek komedogenik.
Makanan dengan indeks glikemik tinggi
Makanan atau minuman dengan indeks glikemik yang tinggi merupakan makanan yang mudah meningkatkan kadar gula darah. Makanan-makanan ini akan menyebabkan peningkatan insulin, yang kemudian merangsang sekresi hormon androgen dan menyebabkan peningkatan produksi sebum. Produksi sebum berlebih merupakan faktor penyebab munculnya jerawat. Contoh makanan dengan indeks glikemik tinggi adalah nasi putih, makanan mengandung gula, kentang, dan kue.
Makanan mengandung Omega 6 tinggi
Omega 6 merupakan pencetus peradangan sehingga dapat menyebabkan munculnya jerawat. Zat ini menyebabkan peningkatan sebum sehingga menyumbat pori-pori dan mengakibatkan komedo. Omega 6 juga mengubah pH kulit sehingga bakteri dan jamur meningkat dan menyebabkan peradangan pada kulit. Omega 6 dapat ditemukan dalam margarin, gula-gula atau makanan cepat saji.
Coklat
Coklat dapat mencetuskan jerawat karena bahan tambahan untuk pembuatan coklat mengandung gula dan susu sapi.
Berdasarkan berbagai penelitian, berikut ini adalah makanan yang dapat kamu konsumsi untuk membantu mengurangi jerawat:
Makanan berserat
Konsumsi makanan berserat menunjukkan perbaikan pada kondisi kulit. Makanan yang termasuk kaya serat, antara lain sayuran dan buah.
Omega-3
Asupan omega-3 yang tinggi dapat menghambat peradangan. Omega-3, khususnya yang berasal dari minyak ikan, dapat mencegah peradangan sehingga memiliki efek yang baik dalam pengobatan jerawat.
Antioksidan
Teh hijau, jeruk, anggur merah, kacang tanah, dan murbei memiliki efek antioksidan yang membantu mengurangi jerawat dengan cara menghambat produksi sebum.
Vitamin
Konsumsi vitamin penting pada kondisi jerawat termasuk vitamin A, B, C, D, dan E. Vitamin A, baik yang ditemukan pada produk hewani maupun nabati, bermanfaat dalam pengobatan jerawat dengan merangsang pembentukan sel-sel baru dan mempercepat proses regenerasinya. Sumber vitamin A adalah ikan, hati sapi, wortel, labu, paprika, aprikot, melon dan pepaya.
Mekanisme kerja dari vitamin B adalah dengan menghambat sekresi sebum dan mengurangi kuman penyebab jerawat. Sumber vitamin B adalah ragi, oatmeal, ikan, daging tanpa lemak, dan hati.
Vitamin C memiliki efek anti radang dan antioksidan yang penting dalam mengatasi masalah jerawat. Makanan yang kaya akan vitamin C adalah blackcurrant, paprika, jambu biji, peterseli dan jeruk. Vitamin D memiliki efek penurunan produksi sebum, mencegah penghambatan pori-pori, dan menghambat pertumbuhan kuman penyebab jerawat. Ikan, minyak ikan, hati, telur, dan ragi merupakan sumber yang kaya akan vitamin D. Vitamin E memiliki efek antioksidan, anti inflamasi dan anti seboroik. Vitamin E ditemukan di telur, sayuran hijau, tomat, dan kenari.
Makanan yang dikonsumsi dapat mempengaruhi kondisi kulit. Produk makanan dan suplemen yang tepat, terutama yang mengandung vitamin D, Omega-3, vitamin dan mineral dengan sifat antioksidan, probiotik, dan tambahan ekstrak teh hijau dapat memperbaiki kondisi kulit berjerawat. Selain itu mengurangi konsumsi susu sapi dan produk dengan indeks glikemik yang tinggi tidak hanya mencegah jerawat namun juga membantu pengobatan kondisi tersebut.
Jika kamu sudah mencoba mengurangi makanan dan minuman yang dapat menyebabkan jerawat, namun jerawatmu masih tetap tumbuh, kamu bisa konsultasikan ke tim dokter Diri. Kamu bisa mendapatkan skincare yang diracik khusus sesuai dengan permasalahan kulitmu!
Referensi:
Kucharska A, Szmurło A, Sińska B. Significance of diet in treated and untreated acne vulgaris. Postepy Dermatol Alergol. 2016;33(2):81–6.
Baldwin H, Tan J. Effects of diet on acne and its response to treatment. Am J Clin Dermatol. 2021;22(1):55–65.
Aslam M, University Institute of Diet and Nutritional Sciences, Faculty of Allied Health Sciences, University of Lahore, Pakistan, Younas M, University Institute of Diet and Nutritional Sciences, Faculty of Allied Health Sciences, University of Lahore, Pakistan. Association between dietary practices and acne in young adults; A review. J Dermatol Res Rev Rep. 2020;1–8.
Podgórska A, Puścion-Jakubik A, Markiewicz-Żukowska R, Gromkowska-Kępka KJ, Socha K. Acne vulgaris and intake of selected dietary nutrients-A summary of information. Healthcare (Basel). 2021;9(6):668.
