Memakai skincare yang membuat kulitmu tampak sempurna, ternyata enggak sesederhana seperti yang dibayangkan. Kalau kamu sedang mencari-cari skincare mana yang cocok dengan jenis kulit wajahmu, artinya perlu mempertimbangkan sejumlah faktor. Di antaranya ialah jenis kulit wajah, bahan yang terkandung dalam skincare, dan respons kulit terhadap bahan skincare. Lantas, bagaimana cara mengetahui skincare cocok atau tidak? Ini, penjelasan tentang kandungan dalam skincare, respon kulit terhadap kandungan tersebut, serta berapa lama waktu dibutuhkan untuk mengetahui skincare cocok atau tidak.
Kandungan dalam skincare dan fungsinya
Saking banyaknya produk skincare, kamu perlu jeli dalam membaca komposisinya. Kalau kamu sudah tahu karakter kulitmu, perhatikan kandungan dalam skincare berikut ini dan fungsinya untuk kulit.
1. Alpha-hydroxy acid (AHA)
Kandungan AHA dalam produk skincare yang dijual bebas, secara spesifik mengandung bahan aktif seperti asam glikolat, laktat, tartarat, dan sitrat. Umumnya produk yang memakai bahan ini berupa krim dan losion yang diklaim mengatasi garis-garis halus pada kulit, kerutan, flek, dark spot, dan bintik-bintik penuaan.
Asam glikolat, salah satu jenis AHA, membantu eksfoliasi dan meningkatkan produksi kolagen. Sedangkan asam laktat, membantu pengelupasan kulit dan membantu melembapkan kulit.
Efek samping dari pemakaian skincare dengan AHA, menurut dermatologis Wilma Bergfeld, MD., ialah iritasi ringan, muncul rasa terbakar, dan sensitivitas terhadap sinar matahari. Oleh karena itu pemakaian disarankan pada pagi hari setiap harinya.
2. Beta hydroxyl-acid (BHA)
BHA dikenal juga dengan asam salisilat yang mengangkat kulit mati, memperbaiki tekstur, dan warna kulit yang rusak akibat terpapar sinar matahari. Beberapa produk skincare dengan kandungan BHA tersedia dengan atau tanpa resep. Bergfeld menjelaskan, pada banyak kasus bahan ini tidak terlalu mengiritasi jika dibandingkan dengan AHA.
3. Hydroquinone
Produk dengan kandungan hydroquinone sering disebut sebagai krim pemutih atau bahan pencerah. Biasanya dipakai untuk memudarkan bintik-bintik penuaan dan bintik hitam karena melasma atau chloasma yang dialami ketika masa kehamilan dan terapi hormon.
Karena beberapa orang alergi terhadap kandungan ini, ada baiknya kamu konsultasi pada dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan memakai produk ini. Selain juga membutuhkan anjuran tepat, maka jangan pernah mencoba-coba sebab terlalu berisiko pada kulitmu. Konsultasi bisa kamu lakukan di Diri bersama dokter berpengalaman.
4. Asam kojic
Penelitian menunjukkan bahwa asam kojic yang berasal dari jamur dapat efektif mencerahkan kulit dan memperlambat produksi melanin atau pigmen cokelat. Tetapi, menggunakan produk skincare dengan kandungan asam kojic secara terus menerus dapat membuat kulit lebih rentan pada paparan sinar matahari.
5. Retinol
Retinol berasal dari vitamin A dan banyak dipakai dalam formulasi produk yang diklaim sebagai anti-penuaan. Bahan ini bekerja ketika molekul yang cukup kecil dari vitamin A meresap masuk dalam lapisan bawah kulit. Ketika telah meresap sempurna, efeknya akan meningkatkan kolagen dan elastin yang membuat kulit kenyal dan kencang.
6. L-ascorbic acid
Ada banyak perawatan kulit yang mengandung turunan dari vitamin C, seperti magnesium ascorbyl phosphate atau ascorbyl palmitate. Tetapi L-ascorbic acid merupakan satu-satunya bentuk vitamin C yang merangsang sintesis kolagen sehingga mengurangi kerutan, bekas luka, dan meminimalkan garis-garis halus. Nah, penggunaan awal krim yang mengandung bahan ini, dapat menyebabkan rasa perih atau kemerahan. Tetapi efek samping ini hanya pada awal pemakaian dan akan hilang setelah kulit beradaptasi dengan kandungan ini.
7. Asam hialuronat
Produk dengan asam hialuronat, biasanya diformulasikan dengan vitamin C untuk mendapatkan hasil efektif. Asam hialuronat populer karena kemampuannya menghentikan tanda-tanda penuaan pada kulit. Menurut Bergfeld, asam hialuronat adalah komponen jaringan ikat dalam tubuh. Namun seiring bertambahnya usia, produksi asam hialuronat secara alami oleh tubuh akan menurun.
8. Niacinamide
Niacinamide merupakan bentuk vitamin B3 yang membantu membangun keratin dan menjaga kulit tetap sehat serta kencang. Produk dengan niacinamide diklaim membantu mempertahankan kelembapan kulit. Masker wajah dengan niacinamide, dapat membantu mengurangi kemerahan dan peradangan.
9. Dimethicone
Demethicone merupakan bahan berbasis silikon yang merupakan bahan paling umum diformulasikan dalam produk pelembap. Bahan ini tidak beracun, bahkan diklaim dapat membantu mengatasi jaringan parut serta membuat kulit terasa lembut.
10. Copper peptide
Copper peptide atau peptida tembaga sering diklaim sebagai bahan yang dapat meregenerasi kulit paling efektif. Baru dipasarkan pada tahun 1997, dan bermanfaat meningkatkan produksi kolagen dan elastin, bertindak sebagai antioksidan, serta meningkatkan produksi asam hialuronat alami.
11. Glycerin
Glycerin merupakan bahan pelembap yang membantu memperbaiki kulit kering atau pecah-pecah. Biasanya diformulasikan dalam produk lip balm atau krim wajah. Kalau jenis kulit wajah berminyak, skincare dengan glycerin membantu mengurangi komedo dan jerawat.
Itulah kandungan skincare yang paling populer diformulasikan. Mana yang paling cocok atau perlu dihindari dalam rutinitas harianmu? Lakukan cara berikut agar kamu yakin dengan skincare yang dipilih.
Cara mengetahui skincare cocok atau tidak
Setiap produk skincare diformulasikan secara berbeda-beda dengan klaim yang menggiurkan. Alih-alih mengambil risiko terlalu besar, lebih baik kamu mengikuti anjuran berikut untuk mengetahui skincare mana yang cocok atau tidak dengan jenis kulit wajahmu.
1. Eliminasi skincare berdasarkan respons kulitmu
Banyak orang percaya bahwa munculnya rasa perih atau terbakar adalah tanda produk yang dipakai bekerja secara maksimal. Tetapi ternyata enggak selalu berhasil meski pada beberapa produk akan direspons kulit dengan munculnya rasa perih atau rasa menyengat. Hindari terus-menerus memakai skincare kalau rasa tak nyaman semakin intens dan menyakitkan. Misalnya, jika kamu menemukan tanda peradangan, kemerahan, dan perih yang berlebihan, segera hentikan penggunaannya.
Menurut dermatologis Neal Schultz, MD., skincare dengan kandungan retinol, alpha hydroxyl-acid (AHA), dan acne-zapping benzoyl, akan menyebabkan sedikit iritasi. Iritasi ditandai kemerahan atau ruam yang dialami beberapa hari. Tetapi, bisa juga ini merupakan tanda alergi sehingga kamu harus benar-benar menghentikan pemakaian.
2. Periksa apakah kandungan skincare cocok dengan jenis kulitmu
Sebelum memilih skincare dengan kandungan yang spesifik, kamu wajib tahu jenis kulitmu. Karena jika menggunakan produk yang salah, bukan hanya gagal mendapatkan efek yang diidamkan tetapi bisa memicu risiko paling buruk untuk kulitmu.
Perlu kamu tahu, jenis kulit wajah dibedakan menjadi lima tipe. Diantaranya adalah kulit kering, berminyak, kombinasi, normal, dan sensitif. Mana jenis kulitmu, lakukan tes sederhana untuk mengetahuinya. Atau kamu bisa berkonsultasi dengan dokter ahli untuk mengetahuinya secara pasti.
3. Beri waktu untuk mengetahui respons kulitmu
Skincare cocok atau tidak dengan kulitmu, bisa ditandai dengan tidak memberikan efek maksimal dari yang diklaim produk. Bisa juga muncul tanda-tanda iritasi bahkan muncul gejala alergi. Jika karena yang pertama, atau produk tidak bekerja efektif atau tidak memperbaiki semua keluhan pada kulitmu, maka cobalah beri waktu untuk mengetahui respons kulitmu.
Lantas berapa lama mengetahui skincare cocok atau tidak? Pertama, purging karena respons kulit terhadap kandungan skincare, kemungkinan besar akan hilang dengan sendirinya. Biasanya ini merupakan respons dari produk eksfoliasi. Efeknya akan berbeda dengan formulasi anti-jerawat yang dirancang untuk bekerja cepat. Sedangkan untuk mengobati kerutan atau flek hitam, kamu perlu tetap rutin memakai skincare tersebut setidaknya selama dua minggu baru akan menampakkan hasilnya.
Untuk produk pelembap, kamu bisa mengecek efek baiknya secara langsung. Apabila kulitmu jadi lebih lembap dibanding biasanya, bisa dikatakan kamu cocok memakainya. Sedangkan produk pengelupasan atau eksfoliasi, setidaknya beri waktu 1-2 minggu.
Ketiga cara di atas, untuk mengetahui cocok atau tidak skincare yang kamu pakai. Tentu kamu perlu mencari pembanding, selain juga membutuhkan panduan yang tepat. Kalau bingung cara mengetahui skincare cocok atau tidak dengan kulitmu, konsultasikan di Diri. Di klinik Diri, tim ahli dan dokter berpengalaman akan menggali jenis kulit dan mengidentifikasi formulasi skincare yang paling tepat buatmu.
Referensi:
https://www.thehealthy.com/beauty/face-body-care/skin-care-products-bad-for-you/
https://health.clevelandclinic.org/skin-care-ingredients-explained/
https://www.glamour.com/story/skincare-products-not-effective