Dilansir dari International Society of Sexual Medicine, waktu rata-rata untuk ejakulasi adalah antara 5-7 menit sejak senggama dimulai. Penelitian lain mendapatkan bahwa sebagian besar pria mencapai klimaks dan ejakulasi dalam 5-10 menit, dengan rata-rata 5 ½ menit.
Ejakulasi normal
Terjadi dalam dua tahap, yaitu tahap emisi di mana cairan mani berkumpul di penis dekat dengan prostat, lalu tahap ejakulasi di mana cairan mani dikeluarkan dari penis. Ejakulasi terjadi saat klimaks atau pada saat keluarnya sperma. Mekanisme ejakulasi mirip dengan bersin, di mana keduanya adalah refleks yang tidak bisa ditarik kembali.
Disfungsi ejakulasi secara umum didefinisikan sebagai ketidakmampuan seorang pria untuk mengeluarkan sperma secara efisien, misalnya ejakulasi terjadi terlalu dini, terlalu lambat, masuk kembali ke kandung kemih, atau tidak terjadi ejakulasi sama sekali. Disfungsi ini dapat menyebabkan infertilitas pada pria.
Terdapat 4 tipe disfungsi ejakulasi, yaitu: ejakulasi dini, ejakulasi tertunda, ejakulasi terbalik, dan anejakulasi. Pasien perlu menceritakan kepada dokter bagaimana dan sejak kapan keluhan ejakulasi dirasakan.
Ejakulasi Dini
Ejakulasi dini merupakan kondisi di mana seorang pria mengeluarkan sperma dalam satu menit sejak mulai senggama, atau lebih awal daripada yang diinginkan oleh dirinya dan pasangannya. Sebagian besar kasus ejakulasi dini dapat disembuhkan.
Penyebab ejakulasi dini mulai dari disfungsi ereksi, kecemasan, sensitivitas tinggi, dan masalah neurologis. Masing-masing penyebab tentu memiliki terapi yang berbeda-beda.
Terapi Ejakulasi Dini
Dengan penyebab yang beragam, maka terapi yang dibutuhkan juga berbeda-beda untuk tiap individu. Mulai dari psikoterapi, terapi perilaku, latihan otot panggul, hingga obat-obatan merupakan alternatif terapi. Tujuan terapi ejakulasi dini secara umum adalah menurunkan sensitivitas penis dan melatih pasien mengontrol respon tubuh terhadap rangsangan.
Obat minum dapat menunda ejakulasi pada banyak pria, namun perlu konsultasi lebih dahulu dengan dokter untuk mendapatkan jenis obat dan dosis yang sesuai. Belum tentu yang kamu perlukan adalah obat minum karena terdapat alternatif obat luar / topikal seperti lidocaine cream yang merupakan krim anestesi untuk mengurangi sensitivitas penis dan menunda ejakulasi.
Selain obat minum atau obat luar di atas, terapi perilaku merupakan salah satu langkah untuk menyembuhkan ejakulasi dini. Terapi ini dapat berupa konseling, edukasi seksual, latihan relaksasi, metode untuk memperpanjang durasi rangsangan, hingga latihan otot dasar panggul. Secara mendalam terapi perilaku akan dibahas pada artikel: Tujuh Solusi untuk Mengatasi Ejakulasi Dini
Ejakulasi Tertunda
Apabila ejakulasi terlalu lambat terjadi setelah stimulasi seksual dilakukan dan hal ini sudah berulang dirasakan, maka seorang pria mungkin mengalami ejakulasi tertunda. Hal ini dapat membuat dirinya dan pasangan frustasi karena tidak mampu mencapai kepuasan seksual.
Ejakulasi tertunda bisa bersifat permanen bila terjadi sejak aktif berhubungan seksual atau bisa didapat bila pada hubungan seksual sebelumnya seorang pria pernah ejakulasi normal.
Penyebab ejakulasi tertunda terbagi menjadi: penyebab fisik (kelainan kongenital, infeksi, cedera saraf panggul, hormon, riwayat operasi prostat), penyebab psikologis (depresi, kecemasan akan kemampuan seksual, rendahnya kepercayaan diri mengenai tubuhnya, dan masalah dalam hubungan dengan pasangan), serta efek samping dari zat atau obat yang dikonsumsi (alkohol, obat diuretik, antidepresan, anti kejang, antipsikotik).
Terapi Ejakulasi Tertunda
Bila keluhan didasari oleh penyebab psikologis, maka psikoterapi perlu dilakukan. Konseling dengan dokter dapat dilakukan sendiri atau bersama dengan pasangan. Beberapa obat minum juga dapat mengobati ejakulasi tertunda.
Ejakulasi Terbalik
Ejakulasi terbalik sering disebut sebagai ejakulasi kering, di mana cairan mani yang seharusnya dikeluarkan akan mengalir terbalik ke kandung kemih. Kondisi ini mengakibatkan infertilitas karena sperma tidak dikeluarkan.
Penyebab ejakulasi terbalik ada pada otot yang terletak di leher kandung kemih. Otot ini seharusnya mencegah cairan mani masuk ke kandung kemih setelah keluar dari prostat ke uretra. Gangguan pada otot ini bisa dipicu oleh kerusakan saraf (seperti pada diabetes dan cedera saraf tulang belakang) maupun reaksi terhadap obat-obatan atau operasi tertentu (operasi kandung kemih, prostat).
Terapi Ejakulasi Terbalik
Bila sudah terjadi infertilitas, maka ejakulasi terbalik harus ditangani. Apabila pemicunya adalah obat-obatan tertentu, obat dapat dihentikan, namun wajib berkonsultasi dahulu dengan dokter untuk mempertimbangkan risiko dan keuntungan penghentian obat tersebut.
Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk menutup otot leher kandung kemih ketika ejakulasi, sehingga aliran mani tidak naik ke kandung kemih.
Anejakulasi
Anejakulasi adalah kondisi di mana tidak terjadi ejakulasi ketika seorang pria mencapai klimaks. Terbagi dalam dua tipe yaitu anejakulasi total yang selalu terjadi dalam setiap aktivitas seksual dan anejakulasi situasional yang terjadi hanya pada situasi atau partner tertentu sehubungan dengan kondisi psikologis.
Beberapa jenis obat dan zat dapat memicu anejakulasi, misalnya alkohol. Penyakit seperti diabetes atau multiple sclerosis dan prosedur operasi yang mempengaruhi saraf ejakulasi juga dapat menyebabkan kondisi ini.
Terapi Anejakulasi
Terapi yang paling umum dilakukan untuk menangani anejakulasi adalah konseling psikologis. Konseling dilakukan untuk membantu pasien memahami proses rangsangan dan kenikmatan yang didapat dari sentuhan hingga terjadi orgasme dan ejakulasi.
Pada anejakulasi yang disebabkan oleh cedera saraf tulang belakang, seorang pria dapat menjalani terapi stimulasi vibrasi penis yang merangsang ereksi dan ejakulasi.
Jadi itulah gangguan ejakulasi dan terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Konsultasikan dengan tim dokter Diri untuk mencari tahu akar gangguan ejakulasimu serta mendapat terapi yang cocok.
