Ejakulasi dini adalah kondisi di mana seorang pria mengeluarkan sperma lebih cepat dari yang diharapkan oleh dirinya dan pasangannya. Ketika hal ini terjadi, seorang pria dapat kehilangan ereksinya terlalu dini dan tidak bisa meneruskan aktivitas seksualnya, sehingga tentu saja akan mengganggu kehidupan seksual seorang pria dan pasangannya.
Penyebab ejakulasi dini beragam mulai dari masalah psikologis seperti kecemasan dan rasa gugup terhadap pasangan hingga masalah biologis yang memerlukan obat-obatan atau operasi. Sebetulnya ejakulasi cukup umum terjadi, sekitar satu dari tiga pria pernah mengalami ejakulasi dini selama hidupnya.
Gejala ejakulasi dini
1. Ejakulasi terjadi dalam satu menit setelah penetrasi.
2. Ejakulasi tidak dapat dikendalikan atau ditunda hampir pada setiap aktivitas seksual dan sudah terjadi minimal 6 bulan terakhir.
3. Sudah menyebabkan frustasi, stres, dan penderita cenderung menghindari aktivitas seksual.
Waktu rata-rata untuk ejakulasi normal menurut International Society of Sexual Medicine adalah antara 5-7 menit setelah penetrasi. Belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan ejakulasi dini secara permanen. Namun terdapat beberapa alternatif terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi ejakulasi dini, yaitu:
1. Teknik Perilaku
- Metode “Berhenti-dan-Mulai” atau “Stop-and-Start”
Ketika merasa akan mencapai klimaks, kamu dapat menghentikan stimulasi seksual dengan melepaskan penis dari pasanganmu. Biarkan sensasi orgasme hilang sepenuhnya. Setelah gairah mereda, seorang pria dan pasangannya harus merangsang penis kembali dan berhenti lagi sesaat sebelum orgasme. Ulangi siklus ini hingga empat kali dan biarkan ejakulasi terjadi pada siklus keempat.
Metode ini dapat membantu seorang pria mengidentifikasi sensasi yang terjadi sebelum orgasme sehingga lebih mudah untuk mengontrol ejakulasi.
- Metode “Meremas” / “Squeeze”
Metode ini dilakukan ketika ejakulasi hampir terjadi dan bertujuan agar seorang pria dapat mengenali sensasi orgasme dan mengontrolnya. Pada saat ejakulasi hampir terjadi, kamu atau pasanganmu dapat meremas ujung penis dengan cukup kuat selama 10-20 detik hingga dorongan untuk ejakulasi hilang. Setelahnya lanjutkan stimulasi. Metode ini dapat diulang hingga ejakulasi diinginkan. Metode ini juga dapat dilakukan bersama metode berhenti-dan-mulai.
- Mendistraksi diri
Turunkan gairah dengan menarik napas dan memikirkan hal lain ketika klimaks dimulai. Pada saat gairah sudah berkurang dan ereksi tetap bertahan, kamu dapat melanjutkan aktivitas seksualmu.
- Lakukan foreplay
Rangsang pasanganmu hingga mencapai gairah yang tinggi sebelum alat kelaminmu disentuh. Dengan metode ini kamu dapat mencapai ejakulasi bersamaan dengan pasanganmu mencapai orgasme.
- Mempelajari respon tubuh terhadap rangsangan
Kamu dapat mempelajari bagaimana respon tubuhmu bekerja terhadap berbagai metode rangsangan, yaitu dengan masturbasi. Dengan memahami hal ini, kamu bisa meningkatkan kepercayaan diri dan mempelajari cara untuk menunda ejakulasi.
Beberapa ahli merekomendasikan masturbasi satu atau dua jam sebelum melakukan aktivitas seksual. Metode ini memanfaatkan periode refraktori tubuh di mana seorang pria tidak mungkin atau sulit untuk orgasme.
2. Anestesi topikal
Krim, spray, atau tisu lidokain sebagai anestesi topikal dapat diaplikasikan ke penis sekitar 15-20 menit sebelum berhubungan intim dengan tujuan mengurangi sensitivitas penis. Kondom yang lebih tebal juga dapat mengurangi sensitivitas penis sehingga memperpanjang masa aktivitas seksual sebelum mencapai klimaks dan ejakulasi. Bersihkan anestesi topikal 5 menit sebelum berhubungan intim agar vagina pasanganmu tidak baal.
3. Obat-obatan yang diresepkan dokter
Kamu dapat berkonsultasi dahulu dengan dokter mengenai masalah ejakulasi dini yang kamu alami. Apabila sesuai indikasi, dokter akan meresepkan obat minum seperti golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), viagra, dan opioid yang membantu menunda orgasme dan ejakulasi.
4. Konseling dengan dokter
Lakukan konseling dengan dokter untuk penanganan masalah psikologis sehubungan dengan ejakulasi dini.
5. Suplemen Zinc
Meskipun belum ada penelitian yang secara langsung menghubungkan konsumsi suplemen zinc dengan perbaikan ejakulasi dini, namun zinc dapat memperbaiki kesehatan seksual secara keseluruhan, meningkatkan libido, dan menangani disfungsi seksual.
6. Konsumsi magnesium cukup
Sebuah tinjauan dari Asian Journal of Andrology menemukan bahwa kadar magnesium yang rendah akan meningkatkan kontraksi otot saat orgasme sehingga terjadi ejakulasi dini. Berdasarkan temuan ini, dianjurkan mengonsumsi magnesium cukup agar ejakulasi dini dapat dihindari.
7. Kegel Exercise
Kegel Exercise atau latihan dasar panggul dapat memperkuat otot-otot yang berperan dalam ejakulasi. Diharapkan orgasme dapat dikontrol lebih baik melalui latihan ini. Program latihan otot dasar panggul selama 12 minggu membantu para pria mengontrol refleks ejakulasi dan memperpanjang masa mencapai klimaks. Kamu dapat merasakan otot dasar panggul ketika menahan aliran urin di saat buang air kecil.
Untuk melatih otot dasar panggul, kamu bisa berbaring atau duduk dengan nyaman, lalu kencangkan otot-otot yang terlibat dalam memotong aliran urin, menahannya sekencang mungkin selama 5 detik. Otot-otot harus terasa terangkat dan dapat dirasakan sensasi tekanan di dalam tubuh, di dekat otot tersebut.
Relaksasikan otot-otot tersebut dan istirahat selama 5 detik. Ulangi proses ini 10 kali dalam satu sesi. Sesi dapat diulang 2-3 kali sehari.
Penanganan ejakulasi dini bersifat individual. Beberapa pasien mungkin merasakan manfaat dari metode-metode latihan di atas. Pasien lainnya mungkin membutuhkan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.
Bila kamu sudah mencoba metode di atas namun tidak berhasil, berkonsultasilah dengan tim dokter Diri untuk mendapatkan terapi yang paling sesuai dengan masalahmu. Untuk mengenali berbagai tanda gangguan ejakulasi, kamu bisa klik di sini.